Sifat Anti-oksidan Jadi Salah Satu Potensi Minyak Biji Sacha Inchi

[ilustrasi sacha inchi | freepik.com/freepik]

Sacha Inchi [Plukenetia volubilis L.] adalah tumbuhan berminyak dari keluarga Euphorbiaceous yang awalnya dibudidayakan di hutan Amazon. Benarkah tumbuhan ini punya kandungan anti-oksidan yang tinggi?

 

Secara tradisional, sacha inchi dihargai dan dikonsumsi sebagai makanan sehat. Secara alami, in-vitro, dan studi klinis telah mengungkapan efek menguntungkan sacha inchi untuk berbagai perlindungan saraf, dermatologi, anti-dyslipidaemic, anti-oksidan dan anti-inflamasi, aktivitas modulasi anti-proliferatif dan anti-tumor. Banyak dari dampak potensial ini terkait dengan senyawa bioaktifnya, terutama asam lemak esensial, protein, dan fitokimia. Namun, ada beberapa bukti ilmiah yang mendasari risiko toksisitas terkait dengan dosis tinggi minyak biji sacha inchi.

 

Minyak sacha inchi diekstrak dari biji digunakan dalam persiapan berbagai makanan. Biji sacha inchi juga digunakan sebagai obat tradisional di wilayah Amazon untuk mengobati masalah rematik dan nyeri otot. Secara farmasi, minyak sacha inchi juga telah digunakan secara tradisional dalam perawatan kulit, terutama untuk melembutkan kulit, menyembuhkan luka, mengobati gigitan serangga dan infeksi kulit. Selain itu, wanita dari beberapa kelompok etnis Peru, mencampurkan minyak biji sacha inchi dengan tepung yang menghasilkan krim kulit untuk keperluan kosmetik, dengan tujuan akhir untuk merevitalisasi kulit mereka.

 

Kandungan minyak biji sacha inchi yang bersifat anti-oksidan?

Sejak beberapa dekade terakhir, mengganti anti-oksidan sintetik dengan anti-oksidan alami telah menjadi minat besar di kalangan komunitas ilmiah. Kepentingan komponen alam ini tidak hanya karena nilai biologisnya, tetapi juga karena dampak ekonominya, karena sebagian besar dapat diekstraksi dari produk sampingan makanan dan spesies tumbuhan yang kurang dimanfaatkan, seperti sacha inchi. 

 

Sifat anti-oksidan minyak biji sacha inchi dikaitkan dengan kandungan fenol, tokoferol, dan karotenoidnya. Dalam minyak biji sacha inchi, teridentifikasi 21 senyawa fenolik dan jumlahnya meningkat dengan intensitas penyangraian. Total kapasitas anti-oksidan dari minyak biji sacha inchi yang diperas dari biji yang tidak digongseng adalah 18,2 mcg Trolox equivalent [TE]/g minyak, dan nilainya meningkat dengan tingkat pemanggangan menjadi 95,0 mcg TE/g minyak untuk biji yang disangrai tinggi. Sedangkan kandungan total tokoferolnya berkisar antara 78,6 hingga 137,0 mg/100g biji, dengan kandungan minyak biji masing-masing sebesar 2,39 g/kg minyak [menggunakan ekstraksi Soxhlet] dan 2,79 g/kg minyak [menggunakan pengepresan dingin]. 

 

Baca Juga: Tinjauan Terhadap Valorisasi Zaitun Pomace dalam Kosmetik

 

Baru-baru ini, penerapan ekstraksi karbon dioksida superkritis pada 40°C ditemukan sedikit meningkatkan kandungan tokoferol minyak biji sacha inchi [3,07 g/kg minyak]. Kandungan total karotenoid minyak biji dari 17 kultivar sacha inchi telah mencatat kisaran 0,07–0,09 mg setara ß-karoten per 100g biji.

 

Hidrolisat protein sacha inchi menunjukkan aktivitas anti-oksidan dengan mengaktifkan aktivitas penangkalan radikal [diukur dengan uji 2,2′-azino-bis[3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid] [ABTS]]. Tim peneliti menyarankan bahwa nilai kapasitas anti-oksidan menggunakan uji radikal ABTS lebih efektif daripada radikal DPPH, dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 215,48 dan 317,33 mg/mL pada biji sacha inchi yang tidak dikeringkan. 

 

Nilai IC50 menunjukkan konsentrasi sampel yang dibutuhkan untuk meredam 50% radikal DPPH. Nilai IC50 yang rendah menunjukkan aktivitas radikal bebas yang tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa biji minyak sacha inchi termasuk hidrolisat proteinnya mengandung senyawa fenolik alami yang menunjukkan kapasitas anti-oksidan. Dalam studi in-vitro, penggunaan 1000 μg/mL isolat protein sacha inchi dalam kondisi asam menunjukkan 78,1% aktivitas anti-inflamasi. [][SIS/LC]

 

Sumber:

Rodzi, N.A.R.M., and Lee, L.K. 2022. Sacha Inchi [Plukenetia Volubilis L.]: recent insight on phytochemistry, pharmacology, organoleptic, safety and toxicity perspectives. Heliyon, 8: 1 – 11.

 

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !