Senyawa Paraben: Sifat dan Bahaya

[ilustrasi paraben | freepik.com/wirestock]

Paraben adalah zat kimia yang berfungsi sebagai pengawet dan umum digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba dalam produk. Paraben terdapat di alam [di bakteri, tanaman, dan buah-buahan] dan telah disintesis, serta digunakan industri sejak tahun 1920.

 

Paraben merupakan ester dari asam p-hidroksibenzoat dengan alkil yang berbeda [metil, etil, propil, isopropil, butil, isobutil, pentil, heptil] atau gugus aril [benzil, fenil].

 

Lincho dkk [2021] mengklasifikasikan jenis-jenis paraben dan sifatnya, sebagai berikut:

tabel paraben.png

a, b, c, d adalah dari berbagai sumber, dan n.a adalah tidak tersedia.

 

Senyawa ini telah banyak digunakan sebagai pengawet karena sifat anti-mikroba yang baik, selain itu memiliki stabilitas kimia dan biaya produksi yang rendah, menjadikan senyawa ini sebagai pilihan yang baik untuk digunakan industri. Sifat anti-mikroba paraben juga dipengaruhi panjang rantai alkil, yaitu peningkatan panjang rantai alkil meningkatkan efektivitas anti-mikroba, tetapi kelarutan dalam air menurun.

 

Paraben lebih efisien sebagai pengawet melawan jamur daripada bakteri. Mengenai aksi melawan bakteri, paraben lebih efisien melawan bakteri Gram-positif daripada Gram-negatif. Rentang keefektifannya mungkin lebih luas bila digunakan sebagai kombinasi paraben yang berbeda. Selain itu, mereka efektif pada pH netral dan asam, dan larutan basa sampai pH = 8, ketika fungsi pengawet mereka mulai menurun.

 

Baca Juga: Metode Analisis Kandungan Zat Aktif Berbahaya dalam Sediaan Kosmetik

 

Sejak tahun 1990-an, penggunaan paraben semakin meningkat setiap tahunnya, dan sudah diterapkan di berbagai bidang seperti farmasi, makanan, kosmetik bahkan obat-obatan. Dalam industri, methylparaben [MP] dikenal sebagai E-218, ethylparaben [EP] sebagai E-214, dan propylparaben [PP] sebagai E-216. Paraben mengalami peningkatan yang besar dalam penggunaannya, terutama dalam industri makanan, dan sejak tahun 2013, hampir semua jenis makanan kaleng atau kemasan mengandung paraben dalam komposisinya.

 

Paraben disintesis dengan metode tradisional melalui reaksi asam-basa atau proses esterifikasi, menggunakan asam p-hidroksibenzoat dan alkohol [R-OH] dengan adanya katalis thionyl chloride, dodeca tungstophosphoric acid, atau montmorillonite K10 clay. Hasil dari reaksi ini adalah paraben dan air. Methylparaben dan propylparaben dapat diproduksi dengan esterifikasi asam p-hidroksibenzoat dan metanol [untuk MP] dan n-propanol [untuk PP], keduanya menggunakan asam sulfat sebagai katalis.

 

Meskipun paraben adalah senyawa yang efisien, penggunaannya yang luas sedang dibahas di antara beberapa entitas dan komunitas ilmiah, karena senyawa ini dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan, yaitu kanker payudara dan masalah yang berkaitan dengan sistem reproduksi akibat tindakan endokrin yang mengganggu.

 

Ditinjau dari dampak kesehatan manusia, senyawa paraben dapat menunjukkan aktivitas estrogenik dan anti-androgenik. Seperti disebutkan sebelumnya, senyawa-senyawa ini telah dikaitkan dengan tumor, yaitu tumor payudara, serta infertilitas pria. Dengan demikian, paraben diidentifikasi sebagai potensi risiko bagi kesehatan manusia. Sumber utama paparan paraben pada manusia adalah penggunaan produk farmasi dan kosmetik.

 

Namun, meskipun tidak ada data kuat yang dapat membuktikan peningkatan kanker payudara yang disebabkan oleh paraben, tampaknya beberapa penelitian in-vitro telah mulai membuktikan bahwa paraben dapat berinteraksi secara negatif dengan beberapa fungsi atau sel tubuh, yang dapat menyebabkan pembentukan kanker. Namun, data solid in-vivo belum ditemukan oleh komunitas ilmiah.

 

Di industri kosmetik, penggunaan pengawet alternatif lain sudah mulai dilakukan, untuk menghindari kekhawatiran terhadap isu-isu bahaya yang disebabkan oleh paraben, serta saat ini penggunaannya telah dilarang dan dibatasi diberbagai negara. Pengawet lainnya yang digunakan di kosmetik, seperti formic acid, propionic acid, sorbic acid, benzoic acid, salicylic acid, benzyl alcohol, 2-phenoxyethanol, sodium benzoate, triclosan, bronpol, DMDM hydantoin, methylisothiazolinone, dan methylchloroisothiazolinone. [][SIS/LC]

 

Sumber:

Lincho, J., Martins, R.C. and Gomes, J. 2021. Paraben Compounds—Part I: An Overview of Their Characteristics, Detection, and Impacts. Applied Sciences, 11: 1 – 37.

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !