Senyawa Fitoestrogen untuk Perawatan Elderly Skin

[ilustrasi kulit wanita lansia | freepik.com/freepik]

Bahan dermocosmetics yang ditujukan untuk wanita usia dewasa, terutama wanita menopause adalah fitoestrogen, yang merupakan penemuan kosmetik abad ke-20. Apa perannya untuk perawatan elderly skin?

 

Berikut ini adalah senyawa turunan tanaman yang menunjukkan kemiripan struktural dengan estrogen:

1. Isoflavon

Sumber penghasil isoflavon seperti genistein, genistin, dan daidzenin yang merupakan fitoestrogen terutama berasal dari tumbuhan famili Leguminosae, misalnya Glycine max [L.] Merr., Pueraria candollei Grah. ex Benth. var. mirifica, Styphnolobium japonicum [L.] Schott [syn. Sophora japonica L.], danTrifolium pretense L.


Pada studi tahun 2018 oleh Savoia et.al., menunjukkan bahwa efek perlindungan genistein terhadap kerusakan peroksidatif pada fibroblas dan keratinosit dengan memodulasi pelepasan nitric oxide [NO] dan reactive oxygen species [ROS]. Genistein juga meningkatkan kandungan glutathione dan meningkatkan fungsi mitokondria. Genistein menghambat ekspresi onkoprotein yang diinduksi UVB, serta mengurangi risiko terbakar sinar matahari dan tumorigenesis. 

 

Dari penilaian keamanan untuk aglikon [genistein dan daidzein] dan mempertimbangkan efek endokrin potensial, Scientific Committee on Consumer Safety [SCCS] percaya bahwa penggunaan genistein dan daidzein dalam kosmetik hingga konsentrasi maksimum 0,007% dan 0,02% masing-masing aman.

2. Resveratrol

Resveratrol [3,5,4-trihydroxystilbene] adalah fitoelaksin polifenol yang disintesis di beberapa tanaman sebagai respons terhadap faktor stres dan infeksi jamur. Ini terjadi secara alami dalam konsentrasi tinggi pada anggur merah, beri [cranberry, blackcurrant, stroberi, raspberry] dan kacang tanah. Ini adalah anti-oksidan kuat, modulator ekspresi genetik dan penghambat mediator inflamasi. Selain itu, penghambat kuat NADPH, peroksidasi lipid dan penangkalan radikal bebas yang efektif, 17 kali lebih kuat dibandingkan dengan idebonon analog Koenzim Q10.

 

Resveratrol mempengaruhi mekanisme penuaan kulit. Ini menghambat kerusakan pada materi genetik yang memengaruhi kerja enzim kelas sirtuin yang tepat. Sirtuin [SIRT 1 dan SIRT2] adalah protein enzim yang menormalkan daya tahan stres sel dan kapasitas perbaikan serta memperpanjang usia sel. Aktivitas sirtuins menurun seiring bertambahnya usia. Resveratrol adalah salah satu aktivator paling efektif dari enzim ini. Dengan meningkatkan efisiensinya, resveratrol meningkatkan proses regeneratif alami kulit, serta meningkatkan ketahanan sel terhadap faktor eksternal yang berbahaya, termasuk radiasi UV. Resveratrol juga dapat melindungi kulit dari photoaging, mengurangi peroksidasi lipid dan mengurangi infiltrasi leukosit.

 

Penelitian tentang efektivitas resveratrol sebagai anti-penuaan yang komprehensif dilakukan oleh Brinke et.al., yaitu mengevaluasi efek topikal dari emulsi yang mengandung resveratrol 2% pada lesi kulit. Pada studi setelah 8 minggu, adanya peningkatan pada tingkat elastisitas kulit [+5,3%] dan kepadatan kulit [+10,7%], serta adanya penurunan kekasaran kulit [−6,4%] dan dispensability [−45,9%], serta intensitas kulit kemerahan berkurang. Oleh karena itu, indikasi penelitian tersebut menegaskan sifat anti-penuaan dari emulsi yang mengandung resveratrol.

 

3. Vitamin

Vitamin berperan sangat penting dalam memperlambat proses penuaan, terutama yang memiliki potensi anti-oksidan kuat seperti vitamin A dan turunannya—retinoid, vitamin C, vitamin E, dan koenzim Q10. Kosmetik yang mengandung vitamin dalam komposisinya memiliki efek multi arah. Mereka tidak hanya menghambat pembentukan stres oksidatif pada kulit, tetapi juga melindungi dari efek buruk faktor eksternal, yang disebut penuaan ekstrinsik. Kosmetik kaya vitamin anti-oksidan mencegah proses peradangan yang mendasari proses penuaan.

Baca Juga: Asam Kojik sebagai Bahan Pencerah Kulit

 

4. Ekstrak tumbuhan

Ekstrak tumbuhan sangat baik untuk perawatan kulit sehari-hari, dan karena aplikasinya yang luas, ekstrak tumbuhan disebut sebagai salah satu bahan kosmetik multifungsi. Ekstrak tumbuhan yang dilaporkan memiliki sifat anti-penuaan yaitu ekstrak Scutellaria baicalensis dan Centella asiatica L. S. baicalensis sebagai anti-penuaan karena adanya baicalin.

Pada studi klinis yang melibatkan 20 wanita berusia 35-45 tahun, setelah dua bulan menggunakan krim yang mengandung baicalin, terjadi peningkatan elastisitas dan kekencangan kulit sekitar 12,5%. Selain itu, kandungan madecassoside dalam ekstrak Centella asiatica L. dapat membantu mengurangi reaksi alergi pada kulit yang disebabkan faktor eksternal, serta menstabilkan serat kolagen dan meningkatkan proliferasi sel. Sedangkan kandungan asiaticoside dalam ekstrak Centella asiatica L. dapat merangsang granulasi sel, mempercepat regenerasi, menghambat hyaluronidase, dan merangsang sintesis glikosaminoglikan di kulit.

 

5. Bakuchiol

Bakuchiol adalah zat yang berasal dari tumbuhan yang digunakan oleh produsen kosmetik sebagai bahan sediaan anti-penuaan. Ini adalah fenol meroterpen yang ditemukan terutama dalam biji tanaman India Psoralea corylifolia. Studi yang dilakukan Chaudhuri dan Bojanowski, telah menunjukkan bahwa penggunaan rutin krim yang mengandung bakuchiol 0,5% selama 12 minggu secara signifikan meningkatkan kehalusan kulit dan mengurangi munculnya kerutan halus. Selain itu, bakuchiol dapat mencerahkan kulit dan mengurangi perubahan warna akibat sinar matahari, serta dapat digunakan pada orang dengan kulit yang sangat sensitif.

6. Peptida

Peptida adalah bahan kosmetik yang sangat populer. Glutathione [γ-glutamyl-cysteyl-glycine] adalah tripeptida GSH yang merupakan salah satu peptida pertama yang digunakan dalam tata rias. Ini mengandung asam amino sistein, yang memberi molekul ini aktivitas anti-oksidannya. Peptida terlibat dalam banyak proses kulit: stimulasi sintesis protein, produksi melanin, migrasi sel pro-inflamasi, modulasi proliferasi fibroblas, serta pembentukan kapiler. 


Efek peptida baru terlihat setelah 8-12 minggu penggunaan rutin, yang dapat meningkatkan kekencangan dan elastisitas kulit, mengurangi iritasi, dan mengurangi munculnya kerutan wajah. Selain itu, peptida merangsang mekanisme yang melindungi kulit dari radiasi UV yang berbahaya dan juga mencegah pembentukan kerutan wajah pada usia dini. [][SIS/LC]

 

Sumber:

1. Brinke, A.S., Janssens-Böcker, C., and Kerscher, M. 2021. Skin anti--aging benefits of a 2% resveratrol emulsion. J. Cosmet. Dermatol. Sci. Appl., 11: 155–168.

2. Chaudhuri, R.K., and Bojanowski, K. 2014. Bakuchiol: A retinol-like functional compound revealed by gene expression profiling and clinically proven to have anti--aging effects. Int. J. Cosmet. Sci., 36: 221–230

3. Rostkowska, E., Poleszak, E., Wojciechiwska, K., and Szewczyk, K.D.S. 2023. Dermatological Management of Aged Skin. Cosmetics, 10: 1 – 23.

4. Savoia, P.; Raina, G., Camillo, L., Farruggio, S., Mary, D., Veronese, F., Graziola, F., Zavattaro, E., Tiberio, R., and Grossini, E. 2018. anti--oxidative effects of 17 β-estradiol and genistein in human skin fibroblasts and keratinocytes. J. Dermatol. Sci., 92: 62–77. 

 

 

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !