[ilustrasi asam kojik | freepik.com/freepik]

Asam kojik merupakan bahan yang populer dan digunakan dalam berbagai industri secara global. Dalam industri kosmetik, digunakan sebagai pengobatan topikal untuk kondisi kulit seperti bintik-bintik, melasma, dan bercak warna cokelat muda akibat hiperpigmentasi pasca inflamasi.

Asam kojik merupakan senyawa organik turunan dari 4-pyrone, ditemukan pada 1907 oleh Saito dalam biakan Aspergillus oryzae. Asam kojik dihasilkan dari berbagai jenis jamur, seperti Aspergillus, Penicillium, Acetobacter, dan lainnya. Di antara spesies Aspergillus, penghasil utamanya adalah Aspergillus oryzae, Aspergillus flavus, dan Aspergillus parasiticus. Asam kojik dalam kosmetik terkenal dengan aktivitas penghambatan tyrosinase.

Asam kojik sebagai penghambat tirosinase dan telah banyak diteliti dalam industri kosmetik. Asam kojik dan turunannya memiliki sifat radioprotektif, mencerahkan kulit, anti-inflamasi, anti-oksidan, dan anti-proliferasi. Karena aktivitas penghambatan tirosinasenya, asam kojik dapat melindungi kulit dari sinar ultraviolet [UV], mengurangi hiperpigmentasi, dan mencegah pembentukan melanin. Selain itu, ia juga meningkatkan umur simpan produk kosmetik melalui sifat pengawetnya. Biasanya, asam kojik dikombinasikan dengan asam alfa-hidroksi dalam formulasi produk pencerah kulit untuk mengatasi bintik-bintik penuaan dan mencerahkan kulit.

Scientific Committee on Consumer Products [SCCP] komisi Eropa dan Cosmeceutical Ingredient Review [CIR] mengonfirmasi penggunaan asam kojik dalam produk kosmetik pada konsentrasi ≤ 1%, karena pada konsentrasi ini menunjukkan sifat efisien dan aman digunakan.

Baca Juga: Efektivitas In-vitro Sampo Neem Oil sebagai Anti-kutu Kepala

Asam kojik juga memiliki banyak aktivitas biologis, di antaranya anti-bakteri dan anti-mikroba, anti-oksidan, anti-inflamasi, dan penghambat tyrosinase. Sebagai anti-oksidan, Asam kojik digunakan sebagai pengganti hydroquinone untuk pencerah kulit oleh industri kosmetik. Studi Zhang et.al [2017] menunjukkan bahwa senyawa ini meningkatkan respons stres oksidatif di jamur, sehingga menunjukkan kemampuan anti-oksidannya. Studi bioaktivitas oleh Nurunnabi [2018] juga mengungkapkan bahwa senyawa ini memiliki sifat anti-oksidan.

Asam kojik memberikan penghambatan tirosinase reversibel yang lambat dan efektif, sehingga mencegah pembentukan melanin, dan juga memainkan peran penting dalam pembentukan melanin seluler. Karena kemampuannya untuk menghambat aktivitas tyrosinase, asam kojik telah digunakan dalam beberapa penelitian sebagai standar.

Namun baru-baru ini, asam kojik dilaporkan dapat menyebabkan iritasi kulit, memiliki aktivitas penghambatan tirosinase yang kurang, dan stabil yang kurang selama penyimpanan, sehingga mengurangi penggunaannya dalam produk kosmetik. Akan tetapi, para peneliti telah berusaha untuk mengatasi hal ini dengan memproduksi asam kojik baru [turunannya]. Turunan ini diproduksi untuk meningkatkan stabilitas dan kelarutan.

Asam kojik yang diderivatisasi melalui ikatan etilen dari fosfonat dengan aldehida menggunakan intermediet yang diturunkan dari asam kojik, kira-kira delapan kali lebih efektif dalam aktivitas penghambatan tirosinase daripada asam kojik. Oleh karena itu, turunan asam kojik menjadi menarik untuk studi lebih lanjut dalam produk kosmetik untuk pencerah kulit. [][SIS/LC]

Sumber:

1. Phasha, V., Senabe, J., Ndzotoyi, P., Okole, B., Fouche, G., and Chuturgoon, A. [2022]. Review on the Use of Kojic Acid A Skin-Lightening Ingredient. Cosmetics. 9: 1 – 11.

2. Nurunnabi, T. [2018]. Antimicrobial activity of kojic acid from endophytic fungus Colletotrichum gloeosporioides isolated from Sonneratia apetala, a mangrove plant of the Sundarbans. Asian Pac. J. Trop. Med. 11: 350–354. 

3. hang, J. [2017]. Kojic acid-mediated damage responses induce mycelial regeneration in the basidiomycete Hypsizygus marmoreus. PLoS ONE. 12: e0187351.