Melasma di Wajah: Penyebab dan Potensi Penanganan dengan Cassipourea flanaganii

[ilustrasi melasma | freepik.com/master1305]

Melasma adalah disfungsi melanogenesis manusia yang umum dan didapat yang ditandai dengan makula hiperpigmentasi yaitu bercak kulit terang hingga cokelat tua di dahi, pipi, bibir atas, dan dagu wajah. 

 

Selain ditandai sebagai kelainan wajah, melasma juga terjadi di area non-wajah seperti dada, lengan, dan leher. Meskipun patogenesis melasma belum dikaitkan dengan gen tertentu, namun ditemukan lebih umum di wanita dan pria keturunan Hispanik, Asia, dan Afrika.

 

Penyebab spesifik melasma masih belum diketahui, namun sering dikaitkan dengan berbagai faktor etiologi. Kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral, praktik berjemur yang tidak tepat, polusi, stres, predisposisi genetik, perubahan hormonal, beberapa bahan kosmetik, obat fototoksik, dan hipotiroidisme telah disebut penyebab melasma.

 

Paparan sinar ultraviolet [UV] merupakan faktor risiko lain penyebab melasma karena lebih umum terjadi di negara-negara khatulistiwa. Melasma sulit diobati karena patogenesisnya yang rumit, terutama di orang berkulit gelap. Melasma secara tradisional diobati dengan menggunakan berbagai strategi pengobatan seperti penghindaran pemicu, photo-protection, pengelupasan kimiawi, laser, dan pengobatan topikal.

 

Melasma sebagia lesi yang menodai wajah telah dilaporkan berdampak negatif pada kesejahteraan pasien secara keseluruhan. Quality of life [QoL] telah mengungkapkan bahwa melasma mempengaruhi interaksi interpersonal, terutama karena melasma mengubah penampilan seseorang. World Health Organization [WHO] menggambarkan QoL sebagai konsep multidimensi yang menilai wawasan seseorang tentang kesejahteraan holistik. Banyak pasien yang menderita kondisi tersebut mungkin menghabiskan banyak uang untuk perawatan medis dan kosmetik, dan sayangnya sebagian besar hasil pengobatan buruk dan tidak memuaskan.

 

Baca Juga: Beberapa Tumbuhan Memiliki Potensi untuk Perawatan Rambut

 

Tantangan dalam mengobati melasma telah menghasilkan sejumlah besar pengobatan anti--melanogenesis. Hydroquinone adalah terapi depigmentasi medis topikal lini pertama yang digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan perawatan lain seperti laser dan asam traneksamat. Namun, efektivitas modalitas terapeutik ini dibatasi efek sampingnya

 

Meskipun banyak pilihan pengobatan yang tersedia untuk mengobati melasma, hal itu tetap menjadi perhatian medis, karena masalahnya masih ada. Ada minat yang tumbuh dalam potensi penggunaan tanaman obat dalam penanganan hipermelanosis dan warna kulit tidak merata, karena dianggap aman.

 

Secara historis, salah satu tanaman yang paling bermanfaat secara medis adalah Cassipourea flanaganii [C. flanaganii].  Penggunaan C. flanaganii sebagai terapi hipopigmentasi memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki potensi penggunaannya sebagai pengganti hydroquinone. Baru-baru ini, isolat C. flanaganii dilaporkan memiliki sitotoksisitas rendah, dan dapat menurunan kandungan melanin yang signifikan dalam sel-sel penghasil melanin. [][SIS/LC]

 

Sumber:

1. Mpofana, N., Chibi, B., Visser, T., Paulse, M., Finlayson, A.J., Ghuman, S., Gqaleni, N., Hussein, A.A., and Dlova, N.C. 2023. Treatment of Melasma on Darker Skin Types: A Scoping Review. Cosmetics, 10:1 – 21.

 

2. Langat, M.K., Dlova, N.C., Mulcahy-Ryan, L.E., Schwikkard, S.L., Opara, E.I., Crouch, N.R., Hiles, J.D., Mulholland, D.A. 2021. The effect of isolates from Cassipourea flanaganii [Schinz] alston, a plant used as a skin lightning agent, on melanin production and tyrosinase inhibition. J. Ethnopharmacol, 264: 1 – 7.

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !