Aktivitas Farmakologi Cassia alata [Ketepeng Cina] untuk Mengatasi Dermatitis Atopik

[ilustrasi cassia alata | pixabay.com/Ray_Shrewsberry]

Dermatitis atopik [DA] atau sering disebut eksim, adalah kondisi peradangan kulit kronis yang mempengaruhi 1-3% orang dewasa dan 15-20% anak-anak di seluruh dunia. Bagaimana mengatasinya?

 

Kondisi kulit kronis ini sering dikaitkan dengan rhinitis alergi dan alergi makanan. Karena sifatnya yang kronis, DA berdampak negatif terhadap kualitas hidup penderitannya, seperti peningkatkan biaya pengobatan, menyebabkan absen dari pekerjaan dan sekolah, menurunkan produktivitas, dan mengganggu tidur.

 

Dalam penanganan DA, obat tradisional diyakini umumnya lebih aman jika dibandingkan dengan obat sintetik dan pengobatan modern karena efek samping yang lebih sedikit. Obat tradisional terutama terdiri dari tumbuh-tumbuhan atau ekstrak tumbuhan sebagai sumber obat alami yang diperoleh dari sifat fitokimia dan molekul bioaktif yang terkandung. Fitokimia yang telah dilaporkan oleh beberapa peneliti memiliki potensi untuk penanganan DA di antaranya kartenoid, polifenol, flavonoid, alkaloid, terpenoid, turunan antrakuinon, glikosida, asam lemak, dan fitosterol.

 

Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi untuk mengobati DA yaitu Cassia alata. Tumbuhan ini telah digunakan secara tradisional untuk mengobati penyakit kulit, seperti kurap, eksim, dan kudis. Cassia alata berdasarkan laporan para peneliti memiliki kandungan senyawa fitokimia, di antaranya seperti karotenoid, 4 senyawa asam fenolik, 20 senyawa flavonoid, 2 senyawa alkaloid, 7 senyawa terpenoid, 17 senyawa antrakuinon, 4 senyawa  glikosida, 28 senyawa asam lemak, dan dua senyawa fitosterol. Sumber informasi bisa di dapat di tautan ini.

 

Senyawa ini tersebar disemua bagian tanaman Cassia alata [biji, akar, bunga, dan daun]. Senyawa-senyawa fitokimia ini yang memberikan Cassia alata memiliki banyak khasiat farmakologis, di antaranya anti-oksidan, anti-mikroba, anti-inflamasi, dan penyembuhan luka. Aktivitas ini penting dalam penanganan DA. 

 

1. Aktivitas anti-mikroba

Menurut banyak studi penelitian, Staphylococcus aureus [S. aureus] adalah mikroorganisme paling umum yang menyebabkan infeksi kulit pada DA. Bakteri ini berkaitan erat dengan patogenesis dan tingkat keparahan penyakit. Ketika kulit pasien diserang oleh S. aureus, ini memicu serangkaian respons peradangan pada kulit dengan melepaskan alergen dalam jumlah besar. Dengan demikian, terapi anti-biotik merupakan salah satu elemen penting dalam penanganan DA. Namun, penggunaan anti-biotik yang ada secara berlebihan dapat menyebabkan munculnya bakteri yang resisten terhadap anti-biotik. Popularitas produk tanaman dengan sifat anti-mikroba telah meningkat dalam dekade terakhir, salah satunya Cassia alata.

 

Senyawa yang telah ditemukan pada tanaman ini, di antaranya Kaempferol, aloe emodin, gallic acid, caffeic acid, cannabinoid dronabinol, rhein, Quercetin, asam fenolik, dan asam lemak dilaporkan memiliki sifat anti-bakteri terhadap S. aureus.

 

Baca Juga: Aktivitas Anti-Tirosinase dari Paper Mulberry: Agen Pencerah Kulit

 

2. Aktivitas penyembuh luka

Penyembuhan luka adalah proses alami regenerasi jaringan dermal dan epidermis. Proses penyembuhan luka yang normal berjalan melalui tiga fase sebagai respons terhadap cedera jaringan, yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Respon penyembuhan luka yang normal dimulai segera ketika trombosit bersentuhan dengan kolagen yang terpapar di lokasi cedera. Pasien dengan DA flare-up di kulit, akan mengalami siklus gatal-garuk. Menggaruk ruam secara berlebihan karena gatal menyebabkan kerusakan dan luka di kulit, menyebabkan pemulihan luka yang lambat. Luka terbuka memungkinkan bakteri, virus, dan jamur masuk ke kulit, mengakibatkan infeksi terus-menerus. Akibatnya, penyembuhan luka untuk pasien DA cenderung lebih menantang dan rumit daripada orang sehat.

 

Penyembuhan luka berhubungan dengan aktivitas anti-mikroba. Caffeic acid dalam Cassia alata memiliki spektrum aktivitas anti-bakteri yang luas, melawan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Aktivitas anti-bakteri ini mendukung proses penyembuhan luka. Sebuah studi pada ekstrak etanol daun Cassia alata membuktikan bahwa aktivitas anti-mikrobanya dapat berpotensi untuk penyembuhan luka.

 

Senyawa asam oleat dan asam linoleat dalam daun Cassia alata, ini yang baru dilaporkan dapat memodulasi respon inflamasi untuk perbaikan jaringan dan penutupan luka. Senyawa tersebut menghambat akumulasi leukosit pada lesi dan aktivitas protease serin kationik pada luka, mengatur proses metaloproteinase [MMP] dan penghambat jaringan MMP, serta mendorong penutupan luka pada remodeling jaringan, Asam oleat juga mendorong angiogenesis, meningkatkan proses kolagen III selama fase inflamasi akhir perbaikan jaringan dan mempercepat penyembuhan luka. Penyembuhan luka merupakan aspek penting dalam penanganan DA.

 

3. Aktivitas anti-oksidan

Cassia alata dilaporkan mengandung banyak polifenol, senyawa yang terdiri dari cincin aromatik yang mengandung satu atau lebih gugus hidroksil. Beberapa senyawa fenol sederhana, yaitu asam fenolat dan turunan fenol. Beberapa yang memiliki struktur kompleks, termasuk flavon, flavonoid, antosianin, dan antrakuinon. Polifenol menunjukkan aktivitas penangkalan radikal bebas dan agen oksidatif yang kuat terhadap oksida nitrat, hidrogen peroksida, anion superoksida, 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl [DPPH], dan 2,2-azino-bis[3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid] [ABTS].

 

Senyawa fenolik dan flavonoid yang terdapat dalam Cassia alata berpotensi menunjukkan aktivitas anti-oksidan yang baik, seperti penangkal radikal bebas, kemampuan mendonorkan hidrogen, dan daya pereduksi. Selain itu, termasuk , gallic acid, caffeic acid, kaempferol dan turunannya, quercetin, luteolin, apigenin, naringenin, rhein, emodin dan aloe-emodin memiliki sifat anti-oksidan. Senyawa hidroksiantrakuinon seperti rhein, emodin, dan aloe emodin adalah senyawa anti-oksidan yang menonjol. Dipercayai bahwa efek anti-oksidan juga akan secara efektif mengelola kondisi kulit pada DA. [][SIS/LC]

 

Sumber:

Yon, Jessica-Ai-Lyn., Lee, Sue-kei., Keng, Jing-Wen., Chow, Sek-Chuen., Liew, Kai-Bin., Teo, Swee-Sen., Mossadeq, Wan Masture S., Marriott, Philip J., Akowuah, Gabriel A., Ming, Long C., Goh, Bey H., and Chew, Yik-Ling. 2023. Cassia alata [Linnaeus] Roxburgh for Skin: Natural Remedies for Atopic Dermatitis in Asia and Their Pharmacological Activities. Cosmetics, 10: 1 – 15.



 

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !