Potensi Ekstrak Tumbuhan Herbal dengan Aktivitas Anti-penuaan untuk Produk Perawatan Kulit

[ilustrasi bubuk herbal | freepik.com]

Seiring meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap penggunaan bahan sintetis atau zat kimia, perncarian terhadap produk kecantikan berbahan alami menjadi sangat populer akhir-akhir ini.

 

Penggunaan ekstrak tumbuhan herbal menjadi sangat umum dalam formulasi kosmetik, termasuk produk anti-penuaan, karena dinilai lebih aman, serta dapat menghasilkan efek yang nyata dan memiliki kualitas yang baik.

 

Penuaan kulit dapat disebabkan berbagai faktor, terutama akibat pengaruh lingkungan. Hal tersebut dapat diminimalisasi dengan penggunaan produk anti-penuaan yang mengandung ekstrak tumbuhan.

 

Berbagai ekstrak tumbuhan herbal memiliki aktivitas anti-penuaan yang dapat ditunjukkan melalui mekanisme yang berbeda, di antara contohnya: Moringa oleifera dengan kandungan polifenolnya dapat bertindak sebagai agen pelindung UV, Centella asiatica memiliki sifat anti-inflamasi dengan menurunkan nilai eritema yang diakibatkan aplikasi metil nikotinat di kulit manusia yang dikaitkan dengan kandungan senyawa asiatikosida di dalamnya, Lespedeza cuneata G. Don dengan kandungan viteksin yang memiliki aktivitas penghambatan enzim tirosinase, serta masih banyak lagi.

 

Asiatikosida merupakan senyawa penciri di pegagan [Centella asiatica] yang memiliki aktivitas anti-inflamasi, anti-oksidan, dapat menginduksi perubahan ekspresi gen, penyembuh luka, mereduksi pembentukan bekas luka, neuroprotektif, dan meningkatkan biosintesis kolagen.

 

Ekstrak berbagai tumbuhan herbal memiliki potensi yang beragam sebagai agen anti-penuaan yang dapat diformulasikan dalam produk perawatan kulit. Anti-oksidan merupakan mekanisme aktivitas anti-penuaan yang paling dominan, beberapa tumbuhan dengan aktivitas anti-oksidan yang kuat, di antaranya: Annona squamosa L., Ardisia elliptica Thunb., Fragaria vesca L., Himantoglossum robertianum, Mangifera indica Linn., Pandanus amaryllifolius, Quercus pubescens Willd., dan Stevia rebaudiana Bert., yang kaya akan senyawa polifenol terutama flavonoid, serta asam fenolat dan hidroksinamat.

 

Ekstrak M. indica juga merupakan inhibitor enzim tirosinase yang kuat sehingga cocok digunakan dalam produk pencerah kulit. Tumbuhan lainnya memiliki kapasitas sebagai agen pelindung UV, sebagai contoh Melientha suavis Pierre yang mengandung asam sinamat beserta turunannya, serta Panax ginseng yang mengandung ginsenosida.

 

Di samping itu, beberapa tumbuhan berpotensi sebagai anti-inflamasi, seperti Zanthoxylum piperitum DC yang mengandung senyawa hidroksi-α-sanshool dan α-sanshool, serta Centella asiatica yang mengandung asam madecassic, asam asiatic, dan asiatikosida.

 

Civitas akademika Farmasi Unpad, Wahyuni dkk [2022] telah mempublikasi review artikel tentang ekstrak tumbuhan herbal yang memiliki potensi aktivitas anti-penuaan yang dapat digunakan dalam produk perawatan kulit. Dalam artikelnya didapatkan 52 tumbuhan dengan mekanisme aktivitas anti-penuaan yang berbeda, di antaranya sebagai anti-oksidan, agen pelindung UV, anti-inflamasi, dan inhibitor enzim tirosinase beserta kandungan senyawa metabolit sekunder di dalamnya. Berikut artikel lengkapnya dapat dilihat di sini. [][SIS/LC] 

 

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !