Kulit Buah Kakao untuk Krim Penumbuh Rambut

Rambut merupakan salah satu bagian vital tubuh karena menjadi faktor penting dalam penampilan dan kepercayaan diri. Peran rambut cukup penting baik pada manusia maupun hewan, karena fungsinya untuk melindungi dari sinar matahari, sinar UV, mengatur suhu, dan penguapan keringat.

 

Alopecia adalah kelainan dermatologis yang telah dikenal selama lebih dari 2.000 tahun. Alopecia adalah kebotakan yang melibatkan ketiadaan atau kerontokan rambut, terutama bagian kepala. Penelitian tentang perawatan sintetik masih dalam pengembangan, namun perlu dicatat bahwa efek samping obat sintetik tidak dapat diabaikan. Dengan demikian, obat herbal adalah alternatif yang mungkin untuk obat-obatan sintetis.

 

Obat herbal telah digunakan selama beberapa generasi dalam beberapa abad untuk mengobati alopecia. Pengobatan tradisional juga menjadi pengobatan yang paling banyak dipilih masyarakat Indonesia. Obat tradisional cukup populer, berdasarkan hasil studi, tidak menimbulkan terlalu banyak efek samping.

 

Indonesia merupakan negara penghasil kakao [Theobroma cacao L.] terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana, dengan produksi yang terus meningkat setiap tahunnya. Selama ini limbah kakao belum dimanfaatkan kecuali untuk pupuk dan pakan ternak. Kandungan kulit [sekam] kaya akan senyawa fenolik. Masyarakat Dingga Linggarjati yang tinggal di kaki Gunung Galunggung, Jawa Barat, Indonesia, memanfaatkan kulit kulit buah kakao untuk mengatasi kebotakan dan beberapa masalah kulit lainnya. Kulit buah kakao biasanya direbus, kemudian airnya dijepit dan ditempel untuk mengobati kepala anak yang koreng dan gundul.

 

Baca Juga: Sampo Anti-ketombe dan Anti-kutu Rambut dari Berbagai Macam Tanaman Herbal

 

Namun, belum adanya penelitian ilmiah tentang khasiat kulit kakao, menjadi alasan Mustarichie dkk [2022] yang merupakan civitas akademika Farmasi Unpad melakukan penelitian tentang pemanfaatan kulit buah kakao dalam formulasi krim sampoo untuk membantu pertumbuhan rambut baru.

 

Berdasarkan penelitian Mustarichie dkk [2022], ekstrak kulit buah kakao memiliki aktivitas sebagai stimulator pertumbuhan rambut di kelinci. Berbagai sumber penelitian mendukung hal tersebut. Kisaran tertinggi dalam buah kakao adalah polifenol. Kandungan polifenol pada teh hijau dapat menghambat aktivitas reseptor androgen penyebab kerontokan rambut. Selanjutnya diperkirakan kulit buah kakao berpotensi mengatasi masalah kerontokan rambut terutama di androgenetic alopecia.

 

Mustarichie dkk [2022] membandingkan kontrol positif minoxidil [obat untuk mengatasi kerontokan rambut] dan kulit buah kakao mulai dari konsentrasi ekstrak air 15% secara signifikan meningkatkan aktivitas pertumbuhan rambut. Oleh karena itu, dari data yang ada, kulit buah kakao dapat menjadi alternatif pengobatan rambut rontok atau alopecia.

 

Tak hanya bijinya saja yang memiliki sejuta manfaat, kini kulitnya yang merupakan limbah dapat dikembangkan sebagai alternatif pengobatan berbagai penyakit. Dengan demikian, berdasarkan penelitian Mustarichie dkk [2022], dapat dikatakan bahwa kulit buah kakao yang kaya akan antioksidan dan polifenol dapat membantu mengatasi kerusakan rambut, kerontokan, dan alopecia. Dibandingkan dengan tanaman teh dan daun apel, kulit buah kakao memiliki kandungan polifenol yang lebih tinggi. Ini memiliki potensi yang sangat baik sebagai pengobatan alternatif untuk dokter kulit, salah satunya adalah anti-alopecia.

 

Berikut artikel ilmiah lengkapnya dapat dilihat di sini. [][SIS/LC]

 

ilustrasi biji kakao | freepik.com/wirestock



 

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !