Efek Anti-aging dari Ekstrak Kulit Manggis

[ilustrasi buah manggis | freepik.com/jcomp]

Penuaan kulit adalah proses alami yang kompleks yang ditandai dengan berkurangnya integritas struktural dan ketidakseimbangan fisiologis jaringan kulit secara bertahap. Bagaimana mengatasinya?

 

Karena stres oksidatif berkaitan erat dengan proses penuaan kulit, penggunaan anti-oksidan dapat berfungsi sebagai strategi yang menguntungkan untuk memperlambat proses penuaan kulit. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tumbuhan yang mengandung banyak senyawa anti-oksidan dapat melindungi sel kulit dari kematian sel. Ekstrak tumbuhan yang sebelumnya diketahui mengandung berbagai senyawa fitokimia yang memiliki berbagai aktivitas biologis termasuk anti-oksidan. 

 

Manggis merupakan komoditas buah yang penting dan ekstraknya telah dipelajari secara ekstensif dan mengungkap berbagai aktivitas biologis. Aktivitas ini kemungkinan disebabkan oleh fitokimia dalam kulit manggis. Kulit buah manggis yang telah dikarakterisasi baik secara fisik maupun kimiawi, mengungkapkan berberapa kandungan xanthone, antara lain alpha-mangostin, gamma-mangostin, garcinone C, garcinone D, garcinone E, gartanin dan smeathxanthone-A. Senyawa-senyawa tersebut dilaporkan memiliki aktivitas anti-oksidan, anti-proliferatif, pro-apoptosis, anti-inflamasi, dan anti-karsinogenik dalam penelitian in-vitro dan in-vivo.

 

Fakta ilmiah dari manggis sebagai anti-aging

Namun, studi manfaat anti-aging dari manggis, terutama ekstrak kulitnya masih belum banyak diketahui. Dari laporan studi penelitian, ekstrak kulit manggis menunjukkan aktivitas anti-oksidan, anti-elastase, dan anti-kolagenase yang kuat, sedangkan gamma-mangostin menunjukkan aktivitas anti-hyaluronidase dan anti-tyrosinase yang kuat. Dengan demikian, temuan ini dapat memberikan bukti ilmiah untuk kemungkinan penggunaan ekstrak kulit manggis dan senyawanya sebagai agen anti-aging.

 

Baca Juga: Minyak Biji Sacha Inchi sebagai Pelembap Kulit

 

Bagaimana mekanisme ekstrak kulit manggis sebagai anti-aging?

Penuaan merupakan proses alami yang mempengaruhi berbagai organ tubuh dan seringkali ditandai dengan penumpukan ROS [reactive oxygen species] dalam sel. ROS dalam keadaan normal memegang peranan penting dalam berbagai proses biologis [seperti respon imun], namun melalui berbagai stimulus atau usia, homeostatis radikal terganggu. Peningkatan ROS sitoplasma mampu menginduksi sintesis terkait dengan degradasi matriks ekstraseluler yang menyebabkan penurunan struktur jaringan yang bermanifestasi sebagai pembentukan kerutan dan kendur elastisitas.

 

Senyawa fitokimia anti-oksidan membantu mengurangi kerusakan kulit akibat ROS. Tidak hanya menghidupkan kembali stres oksidatif, pemberian senyawa fitokimia diikuti dengan penurunan aktivitas enzim pendegradasi kolagen. Pada studi penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, ditemukan bahwa semua senyawa ekstrak kulit manggis memiliki potensi anti-oksidan yang kuat berdasarkan kapasitas reduksi yang terukur. Dengan demikian, ekstrak kulit manggis dapat mengurangi kerusakan sel kulit akibat stres oksidatif. Selain itu, juga secara tidak langsung melemahkan aktivitas enzim terkait dalam degradasi matriks ekstraseluler. [][SIS/LC]

 

Sumber:

Widowati, W., Ginting, C.N., Lister, I.N.E., Girsang, E., A., Wibowo, S.H.B., Kusuma, H.S.W., and Rizal. 2020. Anti-aging Effects of Mangosteen Peel Extract and Its Phytochemical Compounds: Antioxidant Activity, Enzyme Inhibition and Molecular Docking Simulation. Tropical Life Sciences Research, 31[3]: 127–144.

 

 

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !