Uji Pengujian Produk Jadi

Produk kosmetik akhir harus melalui beberapa pengujian tambahan untuk memastikan kualitas, stabilitas, dan keamanan, termasuk pengukuran pH, viskositas, berat jenis, dan indeks bias.

  1. pH: Pengukuran pH memastikan produk berada dalam rentang yang sesuai untuk kulit, biasanya antara pH 4,5 hingga 7, untuk mencegah iritasi dan menjaga skin barrier tetap sehat.
  2. Viskositas: Mengukur kekentalan produk, yang berpengaruh pada tekstur, aplikasi, dan stabilitas formulasi, sehingga produk tetap mudah diaplikasikan dan stabil selama penyimpanan.
  3. Berat Jenis: Mengukur kepadatan produk untuk memastikan konsistensi antar batch dan mendeteksi adanya perubahan komposisi atau kontaminasi.
  4. Indeks Bias: Mengukur seberapa banyak cahaya yang dibiaskan saat melewati produk, yang digunakan untuk menentukan kemurnian dan konsentrasi bahan dalam formulasi, terutama pada produk berbasis gel atau larutan transparan.

Selain itu, uji penampilan fisik (warna, bau, dan tekstur) dilakukan untuk memastikan produk tetap menarik dan tidak mengalami perubahan visual yang tidak diinginkan. Pengujian ini penting untuk memastikan produk kosmetik aman, efektif, dan konsisten selama masa penyimpanan, serta mendukung klaim dan spesifikasi yang ditetapkan.

Perbedaan Penelitian In Vitro dan In Vivo

Penelitian in vitro dan in vivo adalah dua metode utama yang digunakan dalam pengujian farmasi untuk mengevaluasi keamanan, efikasi, dan mekanisme aksi bahan aktif

Proses Registrasi dan Pelabelan

Setelah semua pengujian dilakukan, produk kosmetik harus didaftarkan ke BPOM. Produsen wajib menyertakan semua hasil pengujian serta informasi rinci mengenai bahan baku, formulasi, dan

Uji Pengujian Produk Jadi

Produk kosmetik akhir harus melalui beberapa pengujian tambahan untuk memastikan kualitas, stabilitas, dan keamanan, termasuk pengukuran pH, viskositas, berat jenis, dan indeks bias. Selain