Penelitian in vitro dan in vivo adalah dua metode utama yang digunakan dalam pengujian farmasi untuk mengevaluasi keamanan, efikasi, dan mekanisme aksi bahan aktif atau obat-obatan.
Penelitian In Vitro
Penelitian in vitro dilakukan di luar organisme hidup, yaitu di dalam lingkungan buatan seperti tabung reaksi, cawan petri, atau sistem laboratorium lainnya. Contohnya termasuk uji pada kultur sel atau jaringan yang berasal dari hewan atau manusia. Berikut adalah beberapa karakteristik penelitian in vitro:
» Lingkungan Terkontrol: Kondisi lingkungan, seperti suhu, pH, dan konsentrasi bahan, dapat dikontrol dengan ketat.
» Evaluasi Spesifik: Digunakan untuk menilai mekanisme molekuler dan biokimiawi secara spesifik, misalnya untuk memahami bagaimana obat berinteraksi dengan sel atau enzim tertentu.
» Keamanan Awal: Digunakan sebagai langkah awal untuk memastikan bahwa bahan tersebut tidak memiliki efek toksik yang langsung sebelum diuji pada organisme hidup.
Penelitian In Vivo
Penelitian in vivo dilakukan pada organisme hidup, seperti hewan atau manusia. Uji ini memungkinkan pengamatan efek langsung dari obat atau bahan aktif dalam konteks seluruh organisme, di mana berbagai sistem biologis dapat berinteraksi secara alami. Karakteristik penelitian in vivo meliputi:
» Simulasi Kondisi Alami: Reaksi tubuh terhadap obat dapat diuji dalam konteks seluruh organisme, memberikan gambaran efek samping, distribusi, metabolisme, dan eliminasi yang lebih akurat.
» Pengujian Efek Jangka Panjang: Mampu mengevaluasi efek jangka panjang, termasuk toksisitas kronis, reaksi imun, dan potensi karsinogenik.
» Relevansi Klinis: Data yang diperoleh biasanya lebih relevan secara klinis untuk memprediksi efek obat pada manusia.
Perbedaan Antara In Vitro dan In Vivo
Aspek | In Vitro | In Vivo |
Lingkungan Uji | Di luar organisme [tabung reaksi, cawan petri] | Di dalam organisme hidup [hewan atau manusia] |
Kontrol Variabel | Sangat mudah dikontrol | Lebih sulit dikontrol, karena berbagai sistem tubuh terlibat |
Skala Pengujian | Skala kecil, spesifik [sel, jaringan] | Skala besar, seluruh organisme |
Biaya dan Waktu | Biasanya lebih murah dan cepat | Lebih mahal dan memakan waktu |
Hasil | Hanya menguji aspek tertentu, tidak mewakili seluruh tubuh | Menunjukkan efek keseluruhan pada organisme |
Relevansi Klinis | Lebih terbatas untuk prediksi efek manusia | Lebih akurat untuk prediksi efek pada manusia |
Secara umum, kedua metode ini saling melengkapi dalam proses penelitian farmasi. Pengujian in vitro biasanya dilakukan pertama kali untuk seleksi awal, sedangkan pengujian in vivo dilakukan kemudian untuk memastikan keamanan dan efektivitas dalam konteks yang lebih alami. []