Uji Dermatologi (Dermatology Tested) bertujuan untuk memastikan bahwa produk tidak menyebabkan iritasi atau reaksi alergi saat diaplikasikan pada kulit manusia. Pengujian ini sering dilakukan melalui patch test, di mana produk dioleskan pada kulit sukarelawan dan dipantau untuk tanda-tanda iritasi atau alergi. Salah satu metode yang lebih komprehensif adalah HRIPT (Human Repeat Insult Patch Test), yang dirancang untuk menguji potensi produk menyebabkan iritasi atau sensitisasi alergi setelah penggunaan berulang. Dalam HRIPT, produk dioleskan berulang kali pada kulit sukarelawan selama beberapa minggu untuk mendeteksi reaksi kulit yang lebih halus dan mendalam. Pengujian ini memberikan evaluasi yang lebih mendalam terhadap keamanan produk, terutama bagi pengguna dengan kulit sensitif atau untuk produk yang akan digunakan secara rutin.
Perbedaan Penelitian In Vitro dan In Vivo
- 05/11/2024
- No Responses
Penelitian in vitro dan in vivo adalah dua metode utama yang digunakan dalam pengujian farmasi untuk mengevaluasi keamanan, efikasi, dan mekanisme aksi bahan aktif